Sunday, January 4, 2015

Asa Di Relung Hati


Nampaknya kekayaanmu bukan hanya sekedar mimpi. Kesekian kali ku melihat, kesekian kali jua ku merasa kagum dan tertegun, terdiam, hanya bisa membayangkan, kapan sekiranya aku bisa berkeliling mengambil makna di setiap penciptaan.
                
Ku tulis kembali setiap bait ungkapan hati, ungkapan hati yang masih terbelenggu dan belum terwarnai. Ku lihat kau hanya dari rangkaian cerita yang orang lain suguhkan. Semua ku lakukan agar ku semakin mencintaimu, agar aku semakin memahamimu, dan akhirnya aku mampu memelukmu.
                
Hanya bisa bersyukur. Syukur karena rasa cinta ini telah tubuh, tumbuh menghiasi jiwa yang tadinya gersang akan kebanggaan. Namun kini dia mulai tumbuh, tumbuh diantara ketidakpedulian. Kebanggaan yang tumbuh di tengah jiwa yang hampir kandas akan tujuan.
                
Kini semua berbeda. Harapan kini semakin luas adanya. Aku tak mau hidup hanya memikirkan besok ingin makan apa, besok biaya anak sekolah bagaimana, besok dan besok, sungguh aku tak mau. Ku berharap itu sudah terpenuhi, tak perlu menjejali ruang hati, dan aku bisa terus berbakti.
                
Mungkin ku terlalu berani mengungkap setiap asa, padahal langkah ku kini masih buruk adanya. Mengurus diri sendiri saja belum selesai. Hidup masih sibuk dengan urusan pribadi, belum bisa mandiri, maka mana mungkin bisa berdarma bakti.
                
Aku yakin cerita akan dirimu tidaklah sederhana. Setiap lekukmu adalah serangkaian buah hikmah. Hikmah yang akan didapatkan ketika mereka berani menyelami tanpa perduli banyak orang mengingkari. Itulah yang membuatku kini berani bermimpi, berani menulis setiap lembar target menuju pelukmu. Merangkai asa walau terkadang banyak alasan untuk bisa berputus asa.
               
Maaf, ketika ku terlalu banyak berceloteh lewat tulisan. Namun semuanya belum terukir abadi dalam nisan. Ku harap semua tulisan ini mengingatkan ku kembali dikala hati sedah lemah, dikala hati patah arah, dikala hati butuh akan beberapa petuah. Mohon doakan selalu, agar aku segera dapat memelukmu dan membuat cerita betapa besarnya rasa banggaku padamu.