Sunday, November 16, 2014

Bunga Rindu

Dua setengah bulan, waktu yang sebentar bagi hati yang merindu. Saat itu, mungkin saat terindah, dan ku menyesal tak sepenuhnya ku hayati semua. 

Bagai angin yang silih berganti dan meninggalkan kesan membelai tubuh. Begitu halnya dengan kau, terasa baru sebentar, membelai tubuh, menyisakan kerinduan, dan kini berpisah entah kemana.

Mungkin aku nampak gila, terus bercerita, semoga saja kau tidak bosan mendengarnya. Betul aku tidak bohong, kau menorehkan pesan yang sangat dalam, sampai saat ini, setiap ku pandang setiap memori, walau terkadang hanya membuat sesak hati, karena perpisahan itu telah terjadi.


Saat kau rangkul aku dengan semua temanmu. Kau tarik setiap sudut bajuku. Tak mau, ku selalu tinggalkan kau pergi, kau mengejar, dan kau selalu saja kembali, seakan tiada kata letih. Senyum manis itu selalu ada, menghias hati yang lelah karena urusan dunia.

Kau membuat kesal, memang. Saat ku terangkan, kau selalu asik bertengkar. Tak memperdulikan, itu selalu menjadi alasan bagiku menegurmu. Kau berlari, kesana kesini, dan tak mengindahkan perasaan hati.

Tapi tak mengapa, kesalku hanya dibibir, tak sampai hati. Hati selalu bangga dengan kau yang berjuang dengan segala keterbatasan. Berjuang meraih asa ketika yang lain sibuk berputus asa.

Teringat saat ku pulang, sehabis mengajarmu sebait pelajaran kehidupan. Kau menghalau ku, memaksa ku mendengar gurauanmu. Kau sebut dengan MOB, rakaian cerita lucu yang terkadang ku tak paham apa isinya. Namun ku paksa bibir tertawa, supaya senyummu selalu berbunga.

Terkadang saat pagi, saat kami masih sulit walau sekedar membangkitkan tubuh sendiri. Suara mu sudah terdengar. Berpakaian sekolah, berjalan sendiri, berusaha mencari rejeki dengan keranjang kecilmu. Luar biasa, salut ku selalu terbesit walau tak pernah sampai terucap.

Dan akhirnya ketika tangismu menjadi penutup kisah. Kisah yang entah bersambung atau tidak. Aku juga tak tau. Hanya air matamu dan langkah kecilmu yang selalu ku ingat. Saat kapal itu terus berlaju, tak hanya memisahkan pandangan, namun senyum dan juga hangat dekapanmu. Kini sudah tak terasa.

Kini hanya rindu yang ada, hanya keluh kesah akan perpisahan. Ya sudah tak mengapa, hanya doa, dan ku harap kau pula selalu berdoa. Supaya segera berjumpa. Yang penting kau jaga, jangan lupa…
Location: Yogyakarta, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia

0 comments: