"Aku menyesal dan segera ku berbenah..." |
Rasanya sudah sangat bulat tekad di awal
Setegar karang yang tak hanya keras namun juga menghujam
Menggetarkan setiap gelombang ombak yang tak henti untuk
datang
Semua terasa siap walau untuk keseribu kalinya berperang
Namun tak disangka musuh datang dari mana saja dia mau
Tentara yang tadinya rapih, sekarang tersebar dan enggan
untuk menyerbu
Musuh menyerang dan dia awali dari dalam kalbu
Merasuk dan menghancurkan tubuh hingga kini menjadi debu
Peperangan ini memang bukan yang pertama
Tentara yang dikerahkan juga mungkin tak beda adanya
Senjata dan tekad yang semakin kuat juga selalu tersedia
Namun apa daya, jika musuh terbesar adalah apa yang ada
dalam raga
Harus diakui apa yang ada dalam raga ini masih lemah
Seremah pasir yang nantinya mati menjadi tanah
Dia seakan tak mau belajar dari sejarah
Dan untuk kesekian kalinya harus malu dan mengaku kalah
Sekelompok pasukan kini hanya merasa hina
Bahkan malu untuk sekedar mengangkat muka
Hanya bisa berdoa….
Sembari was-war agar tidak menanggung murka
0 comments:
Post a Comment