Monday, May 9, 2016

Titik Fokus

Hidup, ilmuan bilang perpaduan antara pertumbuhan dan perkembangan. Prosesnya terus berlangsung sampai batas yang telah ditentukan.

Selayaknya sebuah proses, maka ada sub-sub proses yang menyusun proses inti yang berlangsung. Sub proses tersebut tentunya tak sejenis. Setidaknya ada dua jenis sub proses, yaitu sub proses yang cenderung mendukung dan sub proses yang cenderung menghambat.

Begitu juga kehidupan, banyak proses yang senantiasa membersamai. Namun dari sekian banyak proses pasti ada tujuan utama. Seperti halnya pertanyaan seorang guru, "apa cita-cita mu setelah sudah besar nak?" murid pun akan menjawab sesuai angan-angan akan utopia masa dengan yang diharapkan.

Ya tujuan akhir, apa sekiranya tujuan akhir kita? Setiap hari kita melihat, ratusan, ribuan, bahkan jutaan manusia hilir mudik, sibuk dengan kehidupan mereka masing-masing.

Penulis suatu ketika sempat merenung, sebenarnya apa yang ada di pikiran orang-orang itu, apakah memiliki persepsi kehidupan yang sama dengan penulis atau mungkin berbeda?

Apakah mereka sering dilalaikan terhadap tujuan akhir, selayaknya yang sering penulis alami? Ataukah sebaliknya, ya itu hanya buah pikiran yang hanya sebatas lamunan penulis.

Tapi setidaknya kita harus tetap fokus, tentang tahu apa sebenarnya tujuan akhir, serta bagaimana kita mengakomodasi segala macam kemungkinan proses yang akan kita alami sekarang, nanti, dan hari-hari selanjutnya.

Hidup ini sepertinya seperti suatu garis yang berbentuk spiral, semakin lama semakin terpusat ke titik tengah. Namun ini bukan garis spiral yang terbentuk dari garis yang saling menyambung, spiral ini tersusun atas titik-titik yang saling berbaris sehingga membentuk pola spiral.

Kita anggap titik itu adalah banyaknya proses atau fokusan yang kita hadapi dalam perjalanan kehidupan ini. Namun tidak pada titik tengah, titik tengan itu adalah tujuan akhir kita. Namun kita sepakati dulu, bahwa tujuan akhir itu adalah "kebahagiaan dunia akhirat" dan titik selain itu adalah segala hal yang hanya berbau dunia.

Selanjutnya kita sebagai tokoh kehidupan berdiri tepat di depan pola spiral tersebut, tepat pada titik tengah yang jadi fokusan kita, jangan yang lain.

Apabila kita memandang hanya pada titik selain titik tengan, maka pandangan kita takkan sampai pada titik tengan begitu yang lainnya. Kenapa, seingat penulis, berdasarkan hukum fisika, kalau tidak salah bab optik, mata kita apabila melihat objek satu maka hanya akan terjadi pada kondisi garis lurus. Objek yang lain sulit untuk dilihat, walaupun terlihat pasti sedikit buram.

Begitu juga pada studi kasus yang kita lakukan saat ini. Lalu bagaimana yang seharusnya kita lakukan.

Penulis berfikir seperti ini, "urusan dunia tidak penting, urusan akhirat penting, namun urusan dunia akan berubah menjadi penting apabila mendukung tujuan akhirat."

Kalo begitu, titik selain titik ditengah adalah kurang penting, titik ditengan adalah penting, namun titik selain titik di tengah akan menjadi penting apabila mendukung kita untuk fokus pada titik tengah.

Gimana bingung? Namun hukum optik berlaku, "mata hanya akan fokus pada titik yang dilihat," oleh karena itu janganlah terlalu fokus pada selain titik tengah, gunakanlah titik-titik itu justru untuk fokus pada titik tengah. Apabila justru mengganggu maka abaikan saja.

Begitu juga hidup ini janganlah terlalu fokus pada proses-proses hidup yang pada intinya justru melalaikan kita dari titik tengah (urusan akhirat). Apabila ada urusan dunia yang justu mendukung urusan akhirat, maka itulah yang patut diperjuangkan. Sebaliknya  apabila ada urusan dunia yang justru memburamkan titik tengah (urusan akhirat), maka menjauhi rasanya masih menjadi opsi yang paling tepat.

Fokus!!!! Seperti layaknya guru silat berkata, "fokuslah pada lawan!". Seperti layaknya proses hipnotis, "tataplah, tataplah!!!" Semuanya butuh fokus agar tercapai tujuan utama. Semoga kita semua diberi petunjuk agar tetap fokus pada tujuan utama dan tak dilalaikan oleh tujuan-tujuan lain yang justru memburamkan tujuan utama.