Wednesday, October 30, 2013

Antara Sarang Pejuang dan Penyamun

Dunia yang yang kita tinggali ini fana keberadaannya, tak lama atau bahkan sebentar lagi musnah dilahap waktu. Tak ada pilihan lain kecuali kita mempersiapkan bekal untuk menyongsong masa yang selanjutnya berganti. Maka tak ada pilihan lain yaitu kita harus mencari bekal yang akan menjadi pembela kita, sehingga nanti kita bisa mencapai kebahagiaan yang paripurna.
         
         Tempat mencari bekal itu tidak lain adalah saat kita di dunia. Kita gunakan masa ini untuk mencari bekal tersebut, bukan harta yang banyak, bukan pakaian yang bagus, bukan rumah yang mewah, bukan makanan yang melimpah ruah. Tapi yang perlu kita siapkan adalah harta yang selalu kita sedekahkan, pakain yang kita sedekahkan, rumah yang di dalamnya ada anak-anak yatim yang dirawat dan dikasihi, dan makanan hati berupa amal ibadah kita kepada Allah Ta’ala.
           
     Bagaimana amal itu bisa diterima salah satunya adalah dengan memurnikan ketaatan hanya kepadaNya,

“Maka beribadahlah kepada Allah dengan memurnikan ketaatan (mu) untuk-Nya.” [QS. Az Zumar : 2]

         Kemurnian ketaatan itu berasal dari hati, hati sarangnya pejuang dan sarangnya penyamun. Ketika kita sedang lengah, yang menguasai adalah sang penyamun, mereka mengusainya dengan mengalir dalam darah, meningkatkan keinginan dunia dan lebih mementingkan hawa nafsu. Maka pada akhirnya kita lengah dan lalai akan perintah yang harusnya kita lakukan. Namun ketika kita dapat selalu mengingatNya, menyempurnakan ketaatan hanya kepadanya maka pejuanglah yang akan menguasai, hati ini akan tenang dan senantiasa tercermin kebaikan atas apa yang kita lakukan. Itulah hati yang setiap detiknya selalu bergejolak antara satu sisi ke sisi lainnya tergantung dengan apa kita isi ruang hati itu.
            
         Hati yang penuh dengan mengingatNya, layaknya lentera yang selalu bersinar menyinari ruang gelap yang ada di sekitarnya, yang keluar darinya hanyalah kebaikan. Dia akan selalu tenang dalam menghadapi kehidupan yang fana ini, karena dia tau bahwa dunia ini hanyalah tempat beramal mencari bekalnya ketika tidak ada lagi pelindung kecuali Allah Ta’ala. Semoga kita termasuk yang diberi keistiqomahan oleh Allah dalam mengingatnya dan melakukan segalanya tidak lain hanyalah untuk mengharap rido dan kasih saying Nya.
Location: Yogyakarta, Yogyakarta City, Yogyakarta, Indonesia

0 comments: