Wednesday, November 20, 2013

Ilmu

Sungguh indah hidup berbalut ilmu
Hidup lapang, pandangan nan bijaksana
Semua tak terekat dengan keraguan yang buntu
Tak timbul praduga berlandas dugaan semu

Ya Allah pahamkanlah diri hamba dengan ilmu
Ilmu untuk menuju rahmat dan hidayah Mu
Nan tenang dan pasti diri yang penuh ilmu
Maka mudahkanlah Ya Allah

Tenangnya diri yang berilmu
Senantiasa bergetar hati yang berilmu ketika bertemu kebenaran
Semua berdoa atas orang yang menuntut ilmu
Bahkan setan bergetar bertemu dengannya

Diawali dengan “bacalah” meminta diri khilaf ini terus belajar dan memahami
Terkadang raga ini senantiasa kurang, namun ilmu usahakan terus bertambah
Tunjukkanlah Ya Allah
Engkaulah yang Maha Mengetahui dan Maha Benar. 

Tuesday, November 19, 2013

Semoga Tak Sebatas Toga



Siang tadi ku lihat beberapa saudara telah memakai pakaian sakral. Pakaiannya berwarna hitam dibalut kalung berwarna kuning dan tak lupa simbol ugm yang melekat bak sinar matahari, cemerlang lagi menyenangkan ketika dilihat. Bagaimana hati tak merasa senang, setelah sekian lama perjuangan dikampus tercinta, baik itu belajar, mengerjakan laporan, dan menambah pengalaman lain yang tak bisa didapatkan apabila hanya kuliah dan pulang saja yaitu bertemu sahabat seperjuangan.


Kesenangan kian tampak di wajah mereka sebari didampingi keluarga dan bahkan ada calon keluarga J. Sahabat menyambut dengan senang, membawa bunga, dan meminta untuk foto bersama, dan mungkin setelah itu juga kegembiraan akan dishare di sosmed sehingga semua akan ikut mersakannya. Rasa senang tertular ke seluruh penjuru fakultas bahkan yang skripsinya belum selesai juga ikut merasa senang, sementara mereka buang jauh skripsi tersebut dan nanti mereka pikirkan kembali.

Setiap acara dilalui dan tak ketinggalan semua santapan juga dicoba, sangat sayang untuk dilewatkan, kapan lagi bisa makan bersama, dikampus tercinta ini. Tak ada salahya kan? karena mungkin besok kehidupan akan lebih menatang. Setiap makna sampai di hati semoga apa yang diperoleh ini tak hanya sebatas toga yang melekat pada tubuh yang mungkin nanti tinggal kenangan yang tergantung dalam lemari yang semakain lama gerang hitamnya akan semakin pudar dan cerah kuningnya kan semakain layu.

Ya mungkin “tak sebatas toga” merupakan kalimat yang tepat merefleksikan harapan bangsa akan para sarjana yang tercetak setiap tahun. Ilmu yang mereka bawa lebih diharapkan bangsa daripada toga yang diperoleh. Perubahan yang tidak hanya atas nama individu namun kemaslahatan bersama. Mengubah yang tadinya rusak menjadi bagus. Merubah yang tadinya tidak dipercaya menjadi dipercaya. Merubah untuk menuju negara yang semakin bermoral dan berakhlak mulia.

Ini pun renungan bagi kita semua, mungkin besok ketika saya wisuda dengan didampingi keluarga dan keluarga baru J, tetap bisa memberikan yang terbaik bagi agama, bangsa, masyarakat dan keluarga. Sehingga kelulusan tidak sebatas toga namun toga yang melekat dihati yang melambangkan pengabdian. Itulah yang lebih penting. Semangat mengembara Wisudawan semoga perjalanan mu berkah dan jangan lupa solat, ngaji, karena hidup itu hanya semantara. Sarjana hanya gelar kehidupan toh pada akhirnya gelar kita alm (almarhum).

Monday, November 18, 2013

Prasangka yang Melenakan

Namun hati yang keras kadang tak mau mengalah
Yang baik berubah buruk begitu sebaliknya, namun itu hanya kata hati
Kata hati yang terkadang kering akan santapan iman
Dan prasangka yang buruk pun sering menghinggap

Ketika kita paham akan dunia yang hanya sekejap mata
Namun terkadang malah justru sering menjadi harapan tunggal
Yang kekal tak lagi menjadi harapan
Sungguh itu yang aku khawatirkan

Ketika niat tak lagi satu tujuan
Tak heran semuanya kan terasa sulit lagi menjengkelkan
Sahabat di pandang sebagai lawan
Padahal seharusnya semua terbalut pegorbanan tanpa balasan

Semua memang tak selalu seperti harapan
Pasti itu salah satunya karena kesalahan kita
Yang terkadang mengharap semua sudah baik adanya
Dan kita terlena, hilang akan niat yang seharusnya pasti

Sekarang yang terpenting adalah perbaikan
Perbaikan yang bukan hanya perbaikan
Perbaikan akan hati yang selalu menyimpang
Dan perbaikan akan ikatan dengan sesama hamba yang seharusnya saling sayang

Monday, November 4, 2013

Sahabat karena Iman

Hati ini senang karena ada sahabat seperti mu
Hati ini senag karena ada pengingat ketika hati ini salah menapak
Karena persahabatan kita berbalut iman yang tak terpengaruh caci rayu dunia
IsyaAllah Allah mencintai kita karena itu

Namanya juga jalan persahabatan pastinya akan menemukan banyak batu rintangan
Terkadang aku yang menjengkelkan
Terkadang kamu yang menjengkelkan
Namun itu hanya bumbu-bumbu yang menambah sedap jalan persahabatan ini

Ku tahu langkah takkan selalu sama
Ku tahu jalan pikiran pasti lebihkan berbeda
Namun persoalan iman takan ada toleransi di jalan kita ini
Sekali berbeda tetap berbeda

Kawan ku, semua ini kan baik saja, asalkan kita saling percaya
Percaya bahwa ada yang akan menolong kita dimanapun kita berpijak
Kokohkanlah hatimu pada jalan ini, jangan kau menyingkir karena sikap kawan mu ini
Karena aku hanyalah kumpulan manusia yang tak sempurna

Bekerjalan karena Allah bukan karena manusia yang sering menjengkelkan
Karena Allah itu Maha Kekal sedangkan manusia lahat selalu menantinya
Tersenyumlah kawan, sampaikan itu walaupun pahit
Dan selalu ingatkan kawan mu ini yang sering lengah dan lalai

Saturday, November 2, 2013

Sadar dan Taubat

Karena kita manusia, kita sering berlaku salah
Karena kita manusia, kita sering sekali justru berburuksangka
Karena kita manusia, maka pantaslah kita selalu mengaku salah
Karena kita manusia, hanya kepada Allahlah kita mengakui semuanya

Mungkin itu ungkapan yang pas
Namun apakah kita menyadarinya? apakah kita sadar akan posisi kita?
Kita sering menyalahkan yang ada, tanpa berfikir kita yang mengadakan kesalahan
Kita lebih terkesan angkuh daripada mengakui apa yang telah kita lakui

Kesombongan membuat kita seakan hidup selamanya dan takan mati
Kesombongan membuat kita kaya seakan takan miskin
Kesombongan membuat kita lalai daripada mempersiapkan
Kesombongan membuat kita berkuasa seakan tidak ada yang berkuasa atas diri ini

laksana raja yang bisa memutuskan semua dan menentukan semua
mengecilkan semua dan menganggap semua tak ada artinya
kembalilah sadar wahai jiwa yang lalai dan lengah
sudah berapa banyak kita diperingatkan

kuncinya adalah taubat, taubat yang sebenarnya taubat
Siapa yang Maha Pengasih? Siapa yang Maha Penyayang?
Pastilah Dia yang memilki pintu ampunan yang begitu besar
Ampunannya melebihi apapun, kasih sayang dan rahmatNya juga melebihi segalanya