Siang tadi ku lihat beberapa
saudara telah memakai pakaian sakral. Pakaiannya berwarna hitam dibalut kalung
berwarna kuning dan tak lupa simbol ugm yang melekat bak sinar matahari,
cemerlang lagi menyenangkan ketika dilihat. Bagaimana hati tak merasa senang,
setelah sekian lama perjuangan dikampus tercinta, baik itu belajar, mengerjakan
laporan, dan menambah pengalaman lain yang tak bisa didapatkan apabila hanya
kuliah dan pulang saja yaitu bertemu sahabat seperjuangan.
Kesenangan kian tampak di wajah
mereka sebari didampingi keluarga dan bahkan ada calon keluarga J. Sahabat menyambut dengan
senang, membawa bunga, dan meminta untuk foto bersama, dan mungkin setelah itu juga
kegembiraan akan dishare di sosmed
sehingga semua akan ikut mersakannya. Rasa senang tertular ke seluruh penjuru fakultas
bahkan yang skripsinya belum selesai juga ikut merasa senang, sementara mereka
buang jauh skripsi tersebut dan nanti mereka pikirkan kembali.
Setiap acara dilalui dan tak
ketinggalan semua santapan juga dicoba, sangat sayang untuk dilewatkan, kapan
lagi bisa makan bersama, dikampus tercinta ini. Tak ada salahya kan? karena
mungkin besok kehidupan akan lebih menatang. Setiap makna sampai di hati semoga
apa yang diperoleh ini tak hanya sebatas toga yang melekat pada tubuh yang
mungkin nanti tinggal kenangan yang tergantung dalam lemari yang semakain lama gerang
hitamnya akan semakin pudar dan cerah kuningnya kan semakain layu.
Ya mungkin “tak sebatas toga” merupakan
kalimat yang tepat merefleksikan harapan bangsa akan para sarjana yang tercetak
setiap tahun. Ilmu yang mereka bawa lebih diharapkan bangsa daripada toga yang
diperoleh. Perubahan yang tidak hanya atas nama individu namun kemaslahatan
bersama. Mengubah yang tadinya rusak menjadi bagus. Merubah yang tadinya tidak
dipercaya menjadi dipercaya. Merubah untuk menuju negara yang semakin bermoral
dan berakhlak mulia.
Ini pun renungan bagi kita semua,
mungkin besok ketika saya wisuda dengan didampingi keluarga dan keluarga baru J, tetap bisa memberikan
yang terbaik bagi agama, bangsa, masyarakat dan keluarga. Sehingga kelulusan
tidak sebatas toga namun toga yang melekat dihati yang melambangkan pengabdian.
Itulah yang lebih penting. Semangat mengembara Wisudawan semoga perjalanan mu
berkah dan jangan lupa solat, ngaji, karena hidup itu hanya semantara. Sarjana hanya
gelar kehidupan toh pada akhirnya gelar kita alm (almarhum).
0 comments:
Post a Comment