Wednesday, November 20, 2013

Ilmu

Sungguh indah hidup berbalut ilmu
Hidup lapang, pandangan nan bijaksana
Semua tak terekat dengan keraguan yang buntu
Tak timbul praduga berlandas dugaan semu

Ya Allah pahamkanlah diri hamba dengan ilmu
Ilmu untuk menuju rahmat dan hidayah Mu
Nan tenang dan pasti diri yang penuh ilmu
Maka mudahkanlah Ya Allah

Tenangnya diri yang berilmu
Senantiasa bergetar hati yang berilmu ketika bertemu kebenaran
Semua berdoa atas orang yang menuntut ilmu
Bahkan setan bergetar bertemu dengannya

Diawali dengan “bacalah” meminta diri khilaf ini terus belajar dan memahami
Terkadang raga ini senantiasa kurang, namun ilmu usahakan terus bertambah
Tunjukkanlah Ya Allah
Engkaulah yang Maha Mengetahui dan Maha Benar. 

Tuesday, November 19, 2013

Semoga Tak Sebatas Toga



Siang tadi ku lihat beberapa saudara telah memakai pakaian sakral. Pakaiannya berwarna hitam dibalut kalung berwarna kuning dan tak lupa simbol ugm yang melekat bak sinar matahari, cemerlang lagi menyenangkan ketika dilihat. Bagaimana hati tak merasa senang, setelah sekian lama perjuangan dikampus tercinta, baik itu belajar, mengerjakan laporan, dan menambah pengalaman lain yang tak bisa didapatkan apabila hanya kuliah dan pulang saja yaitu bertemu sahabat seperjuangan.


Kesenangan kian tampak di wajah mereka sebari didampingi keluarga dan bahkan ada calon keluarga J. Sahabat menyambut dengan senang, membawa bunga, dan meminta untuk foto bersama, dan mungkin setelah itu juga kegembiraan akan dishare di sosmed sehingga semua akan ikut mersakannya. Rasa senang tertular ke seluruh penjuru fakultas bahkan yang skripsinya belum selesai juga ikut merasa senang, sementara mereka buang jauh skripsi tersebut dan nanti mereka pikirkan kembali.

Setiap acara dilalui dan tak ketinggalan semua santapan juga dicoba, sangat sayang untuk dilewatkan, kapan lagi bisa makan bersama, dikampus tercinta ini. Tak ada salahya kan? karena mungkin besok kehidupan akan lebih menatang. Setiap makna sampai di hati semoga apa yang diperoleh ini tak hanya sebatas toga yang melekat pada tubuh yang mungkin nanti tinggal kenangan yang tergantung dalam lemari yang semakain lama gerang hitamnya akan semakin pudar dan cerah kuningnya kan semakain layu.

Ya mungkin “tak sebatas toga” merupakan kalimat yang tepat merefleksikan harapan bangsa akan para sarjana yang tercetak setiap tahun. Ilmu yang mereka bawa lebih diharapkan bangsa daripada toga yang diperoleh. Perubahan yang tidak hanya atas nama individu namun kemaslahatan bersama. Mengubah yang tadinya rusak menjadi bagus. Merubah yang tadinya tidak dipercaya menjadi dipercaya. Merubah untuk menuju negara yang semakin bermoral dan berakhlak mulia.

Ini pun renungan bagi kita semua, mungkin besok ketika saya wisuda dengan didampingi keluarga dan keluarga baru J, tetap bisa memberikan yang terbaik bagi agama, bangsa, masyarakat dan keluarga. Sehingga kelulusan tidak sebatas toga namun toga yang melekat dihati yang melambangkan pengabdian. Itulah yang lebih penting. Semangat mengembara Wisudawan semoga perjalanan mu berkah dan jangan lupa solat, ngaji, karena hidup itu hanya semantara. Sarjana hanya gelar kehidupan toh pada akhirnya gelar kita alm (almarhum).

Monday, November 18, 2013

Prasangka yang Melenakan

Namun hati yang keras kadang tak mau mengalah
Yang baik berubah buruk begitu sebaliknya, namun itu hanya kata hati
Kata hati yang terkadang kering akan santapan iman
Dan prasangka yang buruk pun sering menghinggap

Ketika kita paham akan dunia yang hanya sekejap mata
Namun terkadang malah justru sering menjadi harapan tunggal
Yang kekal tak lagi menjadi harapan
Sungguh itu yang aku khawatirkan

Ketika niat tak lagi satu tujuan
Tak heran semuanya kan terasa sulit lagi menjengkelkan
Sahabat di pandang sebagai lawan
Padahal seharusnya semua terbalut pegorbanan tanpa balasan

Semua memang tak selalu seperti harapan
Pasti itu salah satunya karena kesalahan kita
Yang terkadang mengharap semua sudah baik adanya
Dan kita terlena, hilang akan niat yang seharusnya pasti

Sekarang yang terpenting adalah perbaikan
Perbaikan yang bukan hanya perbaikan
Perbaikan akan hati yang selalu menyimpang
Dan perbaikan akan ikatan dengan sesama hamba yang seharusnya saling sayang

Monday, November 4, 2013

Sahabat karena Iman

Hati ini senang karena ada sahabat seperti mu
Hati ini senag karena ada pengingat ketika hati ini salah menapak
Karena persahabatan kita berbalut iman yang tak terpengaruh caci rayu dunia
IsyaAllah Allah mencintai kita karena itu

Namanya juga jalan persahabatan pastinya akan menemukan banyak batu rintangan
Terkadang aku yang menjengkelkan
Terkadang kamu yang menjengkelkan
Namun itu hanya bumbu-bumbu yang menambah sedap jalan persahabatan ini

Ku tahu langkah takkan selalu sama
Ku tahu jalan pikiran pasti lebihkan berbeda
Namun persoalan iman takan ada toleransi di jalan kita ini
Sekali berbeda tetap berbeda

Kawan ku, semua ini kan baik saja, asalkan kita saling percaya
Percaya bahwa ada yang akan menolong kita dimanapun kita berpijak
Kokohkanlah hatimu pada jalan ini, jangan kau menyingkir karena sikap kawan mu ini
Karena aku hanyalah kumpulan manusia yang tak sempurna

Bekerjalan karena Allah bukan karena manusia yang sering menjengkelkan
Karena Allah itu Maha Kekal sedangkan manusia lahat selalu menantinya
Tersenyumlah kawan, sampaikan itu walaupun pahit
Dan selalu ingatkan kawan mu ini yang sering lengah dan lalai

Saturday, November 2, 2013

Sadar dan Taubat

Karena kita manusia, kita sering berlaku salah
Karena kita manusia, kita sering sekali justru berburuksangka
Karena kita manusia, maka pantaslah kita selalu mengaku salah
Karena kita manusia, hanya kepada Allahlah kita mengakui semuanya

Mungkin itu ungkapan yang pas
Namun apakah kita menyadarinya? apakah kita sadar akan posisi kita?
Kita sering menyalahkan yang ada, tanpa berfikir kita yang mengadakan kesalahan
Kita lebih terkesan angkuh daripada mengakui apa yang telah kita lakui

Kesombongan membuat kita seakan hidup selamanya dan takan mati
Kesombongan membuat kita kaya seakan takan miskin
Kesombongan membuat kita lalai daripada mempersiapkan
Kesombongan membuat kita berkuasa seakan tidak ada yang berkuasa atas diri ini

laksana raja yang bisa memutuskan semua dan menentukan semua
mengecilkan semua dan menganggap semua tak ada artinya
kembalilah sadar wahai jiwa yang lalai dan lengah
sudah berapa banyak kita diperingatkan

kuncinya adalah taubat, taubat yang sebenarnya taubat
Siapa yang Maha Pengasih? Siapa yang Maha Penyayang?
Pastilah Dia yang memilki pintu ampunan yang begitu besar
Ampunannya melebihi apapun, kasih sayang dan rahmatNya juga melebihi segalanya

Thursday, October 31, 2013

Di Suatu Pagi

Pagi ini aku melakukan kajian rutin di asrama tercinta, tapi entah kenapa setiap kajian bahasa arab yang ada di benak saya malah tentang nikah, mungkin ini image yang sudah terbentuk di awal. Memang cukup banyak memberi motivasi dan semangat dan semakin ingin mengejar kesana, namun ketika kembali melihat keadaan yang ada sekarang, masih belum siap bro. semoga Allah memudahkan semuanya.

Ternyata yang saya rasa bukan hanya saya yang mengalami, semua terkena sindrom yang sama. Hormon yang mengarah kesana meningkat dan memberikan tekad untuk dapat mengazzamkan niat untuk berusaha mencapai tujuan itu, karena Rasul pernah bersabda,

Dan dari Anas, bahwasanya ada sebagian sahabat Nabi SAW yang berkata “Aku tidak akan kawin”. Sebagian lagi berkata,”Aku akan shalat terus menerus dan tidak akan tidur”. Dan sebagian lagi berkata, ”Aku akan berpuasa terus”. Kemudian hal itu sampai kepada Nabi SAW, maka beliau bersabda. “ Bagaimanakah keadaan kaum itu, mereka mengatakan demikian dan demikian? Padahal aku berpuasa dan berbuka, shalat dan tidur dan aku pun mengawini wanita. Maka barangsiapa yang tidak menyukai sunnahku bukanlah dari golonganku”. [HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim].

Teruntuk Ustad teruslah berikan motivasi kepada kami ini, pemuda yang masih miskin,

Dari Anas RA, bahwasanya Rasulullah SAW telah bersabda,“Barangsiapa yang Allah telah memberi rezqi kepadanya berupa istriyang shalihah, berarti Allah telah menolongnyapada separoagamanya. Maka bertaqwalah kepada Allah untuk separo sisanya. [HR. Thabrani di dalam Al-Ausath, dan Hakim. Hakim berkata, “Shahih sanadnya].

Karena motivasi Ustad bukan hanya sekedar main-main seperti layaknya pemuda sekarang yang disibukkan dengan agenda pacaran yang justru menjerumuskan ke lubang fitnah, tetapi Ustad memotivasi agar semuanya dilakukan karena mengharap rido Allah dengan membentuk keluarga yang sakinah, mawadah, dan warohmah dan jalan pembukanya dengan mencari si solehah.
            
        Teruntuk teman-temanku seperjuangan jangan putus asa kawan, teruskan langkahmu, yang sudah memuali dengan celengan maka lanjutkan, yang sudah memulai niatnya maka lebih teguhkan semoga kita semua diberi rezeki itu. Rezeki yang bisa membahagiakan ketika di dunia dan nanti endingnya sampai surganya. Karena pasti si sholehah akan lebih menawan dibandingkan bidadari-bidadari surga. Mungkin ini sepenggal cerita dan ungkapan hati yang perlu dishare keteman-teman semua, karena terpikat itu tak mengapa asalkan caranya benar. Salam perjuangan dari sahabatmu ini yang merindukankan surgaNya.

Rasa

Sungguh apa yang terjadi pada diri ini
Merasa ingin segera kesana melaksanakan apa yang sebelumnya belum pernah
Mungkin ini hanya karena hampanya hati
Memikirkan sesuatu yang salah,  malah pada akhirnya terjungkal
Hati ini sadar itu antara dua jurang
Segerakan atau tungu waktu yang tepat

Rasa apapun itu, yang ku ingin semuanya hanya karena menuju kepada Mu
Mengantarkan ke kasing saying Mu dan surge Mu
Bergunjangnya hati ini tergandang membuat pandangan keliru
Keliru melihat keadaan dan kebenaran
Karena semuanya bukan berlandaskan iman tapi praduga dan harapan kosong

Ya Allah kuatkanlah diri ini beserta hatinya
Hamba hanya ingin tujuan akhir hanya karena Mu
Bila itu yang terbaik maka mudahkanlah dan segerakanlah
Dan jadikan itu sebagai sesuatu yang membahagiakan ketika di dunia dan sampai akhirat
Dan senantiasa menemani dalam suka dan duka

Dan menambah keimanan hamba hanya kepada Mu

Wednesday, October 30, 2013

Antara Sarang Pejuang dan Penyamun

Dunia yang yang kita tinggali ini fana keberadaannya, tak lama atau bahkan sebentar lagi musnah dilahap waktu. Tak ada pilihan lain kecuali kita mempersiapkan bekal untuk menyongsong masa yang selanjutnya berganti. Maka tak ada pilihan lain yaitu kita harus mencari bekal yang akan menjadi pembela kita, sehingga nanti kita bisa mencapai kebahagiaan yang paripurna.
         
         Tempat mencari bekal itu tidak lain adalah saat kita di dunia. Kita gunakan masa ini untuk mencari bekal tersebut, bukan harta yang banyak, bukan pakaian yang bagus, bukan rumah yang mewah, bukan makanan yang melimpah ruah. Tapi yang perlu kita siapkan adalah harta yang selalu kita sedekahkan, pakain yang kita sedekahkan, rumah yang di dalamnya ada anak-anak yatim yang dirawat dan dikasihi, dan makanan hati berupa amal ibadah kita kepada Allah Ta’ala.
           
     Bagaimana amal itu bisa diterima salah satunya adalah dengan memurnikan ketaatan hanya kepadaNya,

“Maka beribadahlah kepada Allah dengan memurnikan ketaatan (mu) untuk-Nya.” [QS. Az Zumar : 2]

         Kemurnian ketaatan itu berasal dari hati, hati sarangnya pejuang dan sarangnya penyamun. Ketika kita sedang lengah, yang menguasai adalah sang penyamun, mereka mengusainya dengan mengalir dalam darah, meningkatkan keinginan dunia dan lebih mementingkan hawa nafsu. Maka pada akhirnya kita lengah dan lalai akan perintah yang harusnya kita lakukan. Namun ketika kita dapat selalu mengingatNya, menyempurnakan ketaatan hanya kepadanya maka pejuanglah yang akan menguasai, hati ini akan tenang dan senantiasa tercermin kebaikan atas apa yang kita lakukan. Itulah hati yang setiap detiknya selalu bergejolak antara satu sisi ke sisi lainnya tergantung dengan apa kita isi ruang hati itu.
            
         Hati yang penuh dengan mengingatNya, layaknya lentera yang selalu bersinar menyinari ruang gelap yang ada di sekitarnya, yang keluar darinya hanyalah kebaikan. Dia akan selalu tenang dalam menghadapi kehidupan yang fana ini, karena dia tau bahwa dunia ini hanyalah tempat beramal mencari bekalnya ketika tidak ada lagi pelindung kecuali Allah Ta’ala. Semoga kita termasuk yang diberi keistiqomahan oleh Allah dalam mengingatnya dan melakukan segalanya tidak lain hanyalah untuk mengharap rido dan kasih saying Nya.

Thursday, October 24, 2013

Dua Sisi Wanita

Baiknya suatu negara bisa dilihat dari bagaimana keadaan generasi perempuannya. Mungkin itu kata yang tidak dapat kita pungkiri merupakan suatu kebenaran. Wanita adalah aktor yang menjaga anak kita di rumah, mengajari mereka, mendidik mereka terutama dalam hal-hal agama Islam ini. Mereka pintu gerbang terciptanya generasi yang indah, generasi yang mengenal akan agamanya. Maka carilah istri yang sholehah, itulah pesan Ku. 

Namun kondisi wanita sekarang bisa dilihat di mana kita berpijak pasti banyak wanita yang dengan bangganya memamerkan auratnya, apakah mereka tidak paham atau pura-pura tidak paham bahwa mereka adalah suatu mutiara yang harus disimpan dan dijaga dengan sangat baik keindahannya, tak sembarang orang boleh memegangnya apalagi membuangnya. Hal ini kembali lagi dengan kepribadian mutiara itu. Mungkin ini adalah hal yang tidak sederhana, tidak bisa dipandang hanya dari satu sisi saja, mungkin mereka tidak paham atau mungkin mereka paham namun hatinya sudah di tutupi rasa ketidakpedulian. Tidakkah ingat pesan Allah, 

“Katakanlah (olehmu Muhammad), kepada wanita-wanita mukminat, hendaklah mereka menundukkan pandangannya dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa nampak daripadanya, dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suaminya, bapaknya, bapak dari suaminya, puteranya, putera dari suaminya, saudaranya, putera dari saudara laki-lakinya, putera dari sadara perempuannya, perempuan muslim (lainnya), hamba sahaya yang mereka miliki, pelayanan yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan, dan janganlah mereka memukulkan kakinya (ke bumi) agar diketahui perhiasan yang tersembunyi (pada kakinya itu), bertaubatlah kalian semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman agar mendapat keberuntungan”. An-Nur:31 

Maka perbaikilah dirimu wahai wanita, tidakkah kau tak kasihan pada kami kaum lelaki, setiap saat melihat perhiasaan mu yang sesungguhnya bukan hak kami, persembahkanllah semua itu pada pasangan mu. Kembalilah, semoga Allah menunjukkan padamu jalan yag benar sebagaimana yang telah diajarkan Rasul kita. 

Lihatnya perempuan solehah itu, tak perlu dia menanggalkan pakaiannya, namun penampilannya selalu menarik hati. Menarik hati yang rindu akan baunya surga, yang rindu akan kebahagiaan yang tidak hanya ada di dunia namun juga di akhirat sana. Pikiran yang tertuju kesana bukanlah pikiran yang bersifat semu apalagi menginginkan kenikmatan sesaat saja, namun yang diinginkan adalah kebagiaan dalam membina suatu keluarga yang menyenangkan hati kami. Tidakkah kau ingat apa yang disampaikan Rasul mu, 

“Sesungguhnya dunia itu adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita solehah.” (Hadis Riwayat. Muslim no. 1467). 

Rasulullah s.a.w. juga bersabda kepada Umar ibnul Khathab r.a., 

“Mahukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, iaitu isteri solehah yang apabila dipandang akan menyenangkannya, apabila diperintah akan mentaatinya, dan apabila ia bepergian si isteri ini akan menjaga dirinya.” (Hadis Riwayat Abu Dawud no. 1417. Asy-Syaikh Muqbil t berkata dalam Al-Jami’ush Shahih 3/57: “Hadits ini shahih di atas syarat Muslim.”) 

Semakin ku menulis lembaran ini semakin ku termotivasi mencari sosok itu. Ya Allah berikanlah kami istri yang dapat menyenangkan hati-hati kami, dapat menemani kami baik senang maupun susah, dapat mendidik anak anak kami menjadi generasi yang bermanfaat bagi agamanya, dapat menjadi bidadari kami di surga, mudahkanlah Ya Allah, mudahkanlah. Tunjukanlah kami bagaimana cara memperolehnya sesuai cara yang Engkau sukai yang Allah, bukan dengan jalan yang engkau benci, karena kami menginginkan mereka bukan untuk membuat kami jauh dari Mu tapi agar kami lebih dekat dan memperoleh rido Mu, Engkaulah tujuan kami Ya Allah.

Friday, October 18, 2013

Negeri Harapan

Jalan kita ini semakin tinggi lagi tertati
Debu berterbangan menutup muka yang hakikatnya selalu berbuat dosa
Setangkai bunga yang berada tepi jurang itu sangat menentramkan hati-hati kita
Amatilah bunga itu, amatilah dengan sekasama, tak perlu kita berjalan terlalu cepat dalam pendakian ini kawan
Ambilah rangkaian kelopaknya dan nikmatilah

Perjuangan mungkin akan terasa bak manisnya madu,secerah mutiara, dan selembut awan di langit
Tak perduli kendaraan jiwa ini sedikit merakan nikmatnya
Karena semakin mendaki ternyata badai semakin berambisi menaklukan tegar dan kokohnya jiwa kita
Ternyata kita jumpai pohon, tempat  bisa berbagi dan berjuang bersama

Dan akhirnya semakin tinggi pendakian kita, puncak itu semakin kabur terlihat
Tapi tenanglah wahai kawan, kita telah di berikan petunjuk
Ambillah petunjuk itu, dan gunakanah
Karena tujuan kita adalah negeri yang indah, negeri yang telah di janjikan
Bukan manisnya kata-kata dunia…

Metamorfosis Harimau Kampus


Kampus, bisa dikatakan wahananya atau tempatnya orang belajar, tapi itu sudah umum. Kampus, bila ditanya lagi akan kata itu pasti yang terbesit di benak seseorang adalah mencari bekal keahlian untuk bekerja kelak sehingga dapat menyambung hidup, ini juga sudah biasa. Kampus, makna lain kata ini juga adalah tempat untuk menjalankan amanah yang diberikan orang tua, mewujudkan mimpinya agar anaknya kelak mapan bekerja “andaikan ia menjadi pegawai negeri, andaikan dia menjadi pengawai pemerintahan” atau pekerjaan lain yang menghasilkan dampak tetap dan bisa dipandang wah oleh tetangga. Tidak dapat dipungkiri itu sudah menjadi mindset mayoritas orang tua walupun tidak semuanya seperti itu.

Namun bagi pemuda yang liar jiwanya  dalam tanda kutip liar mencari idealisme, liar mencari jati diri, kuliah tidak memiliki makna sedangkal itu. Memang kuliah harus mendapatkan nilai bagus, memang kuliah harus rajin, pintar dan professional, tetapi tujuan utama kuliah bagi jiwa ini adalah menjadi curahan akan hausnya rasa kebermanfaatan, hausnya rasa ingin mengabdi, dan jenuhnya dengan ketidakadilan yang menghujam hati rakyat. Namun terkadang kondisi yang menuntut butuhnya penyesuaian, ada mahasiswa yang sudah bisa merealisasikan cita-cita pengabdiannya, ada yang baru timbul gejolak rasa, namun ada pula yang hatinya enggan untuk memberi kesempatan akan tumbuhnya rasa itu, yang pasti semuanya perlu dipupuk dan disiram agar yang subur semakin subur dan yang belum tumbuh untuk secepatnya menyusul yang sudah berbunga.

Ketika jiwa liar dengan idealismenya sudah menemukan suatu cemistry, keterikatan karena samanya rasa dan tujuan maka bukan hal yang aneh apabila mahasiswa ini akan terus mempertahankan idealismenya, apapun halangannya dan apapun tantangannya, mereka bukan semakin lemah dan luluh di bawah kenyataan namun akan semakin kuat dan terkadang egonya yang tinggi menguasai akalnya. Jiwa liar ini bagaikan harimau yang sangat egois akan daerah kekuasaannya, siapapun yang masuk pasti akan berhadapan dengannya. Jiwa harimau ini tidak bisa di batasi hanya dengan sebuah gertakan dan sebuah ancaman namun jiwa liar ini hanya bisa berhenti ketika nyawa berpisah dengan raganya. Hal ini yang mebuat dunia kampus berbeda dengan dunia lainnya, dunia yang tepat untuk menanamkan ideologi, tidak seperti di dunia lain di mana makhluk yang bernama idealisme dikerdilakan. Namun di dunia pemuda ini, dunia dibentuknya para harimau idealisme, mereka akan semakin kuat dan bringas ketika berkumpul dengan kawanannya.

Harimau dengan jiwa yang liar sungguh bahaya apabila berada diluar kendali, harus ada yang mengotrol dan mengatur agar idealisme berbading lurus dengan kebermanfaatan yang hendak dicapai. Pengaturan yang terbaik adalah dari Tuhannya manusia, pencipta manusia, yang selalu membolak balikkan hati manusia di antara dua jariNya. Sungguh hati manusi itu selalu di perebutkan oleh dua tentara, tentara yang selalu mengajak kepada kebaikan dan yang mengajak kepada kerusakan. Jangan dibiarkan para harimau liar ini terjerumus ke ideologi yang salah dan bertentangan dengan nilai agama.

Islam inilah sistem yang tepat untuk mengatur harimau itu, mengajaknya untuk meluruskan kepemahamannya akan idealisme, meluruskan kepemahamannya akan kebermanfaatan, kebermanfaatan yang tidak hanya bersifat pribadi, bukan bersifat kelompok, bukan bersifat golongan, dan bukan bersifat komunitas, namun semata mata untuk kebaikan seluruh alam. Sehingga harimau liar ini tidak menerjang kesana kemari dengan idealismenya yang buta, tetapi menjadi sang harimau tauhid yang siap berjuang, yang siap menjaga, yang siap menjadi contoh, yang siap menjadi rahmatan lil alamin bagi seluruh semesta. Sisi ini akan menjadi tonggak penting yang perlu ditancapkan sehingga akan tertanam pentingnya menjaga dan membina harimau-harimau berjiwa liar di dunia kampus agar kelak siap melompat kealam rimba yang penuh tantangan dan godaan sehingga tidak menjadi objek buruan yang senantiasa dikuliti akalnya dan dikuliti jiwanya yang masih miskin akan kepemahamannya agama Allah yang rahmatan lil alamin bagi seluru alam semesta. Allahu akbar.