Kenapa kau
begitu terkenang, selalu terbanyang, dan sangat susah untuk dilupakan. Apakah
karena ukuranmu yang tak begitu luas? apakah karena lautmu yang nampak begitu indah?
Atau karena pulau-pulaumu yang nampak begitu mempesona? Sehingga kau dapat
masuk ke relung hati terdalam dan kami tidak bisa melupakan semuanya.
Ketika
pagi tiba, kami duduk memandang lautmu, menghirup setiap udaramu, semuanya datang
membelai tubuh kami. Terasa nikmat, sungguh terasa nikmat. Dermaga terbentang,
tempat kami berjalan merenungi semuanya. Merenungi akan indahnya ciptaan yang
Maha Kuasa. Memandang airnya, pulaunya, dan awannya, tak lain semakin menambang
rasa kagum kami akan yang Maha pencipta.
Memandang
mu terus, sungguh tak membuatku jemu. Wajah menghitam, rambut menjadi kusam,
sedikit pun tak ku pikirkan. Yang kupikirkan adalah bagaimana menikmati masa-masa
ini, masa-masa bersama mu, masa-masa bersama sahabat, masa-masa bersama warga
Fafanlap tercinta.
Ketika
siangmu tiba dan cahaya matahari semakin menghangat. Anak-anak datang berlarian dan seakan tak menghiraukan mu. Mereka
bermain seakan tak tau bahwa dunia ini terus berputar. Raut wajah mereka masih terlihat
polos, tak seperti orang tuanya yang terlihat sedikit berkerut karena sudah
banyak makan asam garam kehidupan.
Matahari
pun semakin menghangat, dan kami mencoba merebahkan tubuh pada tempat yang
lebih teduh. Semakin teduh ketika tubuh ini dikelilingi oleh anak-anak yang belum
menanggung dosa. Sungguh tentram rasanya, sungguh hangat suasananya. Tak sedikit
pun diri ini ingin beranjak, kami ingin selalu merasakan anugerah ini.
Ketika
senja tiba. Indahmu masih saja tak memudar. Kau masih dihiasi tawa canda
anak-anak yang berlarian kesana kesini. Semakin membuatmu memikat hati. Datangnya
rona senja semakin menambah keindahan mu, bagi kami sang penikmat.
Fafanlap
tempat kenangan. Fafanlap tempat pengabdian. Sekarang kita telah berpisah dan sampai
saat ini kami masih sulit melupakanmu. Maafkan kami bila tak banyak memberi
perubahan. Kami hanya kumpulan pemuda yang ingin belajar. Belajar akan kerasnya,
tangguhnya, dan sulitnya menjalani arti kehidupan.
0 comments:
Post a Comment