Jangan
salahkan aku, apabila ku punya rasa ini. Rasa yang kurasa juga membebani. Rasa
ku bukan rasa yang biasa. Ku memilikinya karena memang ku cinta. Tanpa nafsu,
melihat kekayaan, kecantikan, tapi rasa itu datang dan entah mengapa terasa
memabukkan.
Aku
bingung, sungguh ku bingung. Coba semua ku renungi sepenuh hati. Hasilnya tetap
saja sama, rasa itu masih saja ada, dan sangat sulit bagi ku melupakannya.
Sekali lagi jangan salahkan ku.
Jangan
kau tebar cinta tanpa pertimbangan. Jangan kau jual cinta ke sembarang orang.
Cinta itu bukan barang dagangan. Kau harus menjaganya dan betul-betul
menjaganya. Aku sungguh takut kalau kau adalah orang yang pencoba. Mencoba sana
sini, tetapi tidak dengan hati.
Kau
harus tahu, bahwa ku menahan rasa ini karena aku khawatir akan dirimu, makanya
aku menunggu. Ternyata perkiraan ini salah, ternyata kau lebih dari prasangka
ku.
Kini
ku tetap pada prinsip ku yang pertama. Semua tetap berjalan, tanpa perlu rasa
berlebihan. Kau sudah ku anggap saudara, entah berasal dari cinta atau bukan,
entahlah jangan kau tanya aku.
Setelah
ku tau semua, entah mengapa hati tetap seperti ini. Cinta masih ada, dan
semuanya masih berbunga. Mungkin ku masih menyimpan harapan atau mungkin aku
sudah dibutakan. Sekali lagi jangan kau tanyakan aku.
Apabila
ada yang berkata tidak pantas, aku tanya dimana letak tidak pantasnya? Semua ku
jalani tanpa ada yang terlukai. Dengarlah aku, dengarlah hatimu. Sungguh kau
mulia, jadi tolong jangan kau nodai.
0 comments:
Post a Comment