"Semoga kelak kita di pertemukan kembali di dermaga ini" |
Udara yang tadinya dingin, perlahan menjadi semakin hangat
Daun yang tadinya malu bergoyang, sekarang mengikuti gerak
angin berirama
Sungguh suasana saat itu berbeda sekali
Biasanya semua berjalan apa adanya, tanpa perlu menangis dan
mengelus dada
Dada semakin sesak, seakan tak rela atas kenyataan yang
terjadi
Namun semua ini perlu kita jalani
Walaupun hati sesak, muka memerah, dan air mata mengalir
Jarak kami dengan mu memang belum begitu jauh
Hanya setinggi dua lantai di atas kapal Fajar Indah II
Namun kita semakin menangis dan mengelus dada
Bahkan air matamu yang berjatuhan masih jelas terlihat oleh
mata yang juga ikut menangis
Ketika suara kapal semakin kencang, suara tangis mu juga tak
mau kalah
Hanya lambaiyan tangan yang mampu berpesan ketika suara tak mampu
lagi melakukannya
Yang dirasa saat itu hanyalah pahitnya perpisahan dan kau
semakin jauh dan jauh
Hati ini pun semakin terasa sesak dan sesak
Sepertinya baru kemarin kita bertemu
Menjalin semuanya, kenangan, cinta, dan harapan
Sekarang kau sudah tak nampak dengan penglihatan kami
Namun di hati ini, sudahlah, tak perlu kau pertanyakan lagi
0 comments:
Post a Comment